Tuesday, January 22, 2013

Inspirasi dari Sydney #4 of 6 – Sand Dunes, Port Stephen dan Nine Dragon Restaurant.


Untuk lokasi kali ini sebenarnya agak kurang jelas kaitan-nya dengan Sydney, maklum lokasi Sand Dunes cukup jauh, sekitar tiga jam perjalanan dari Sydney tepatnya di Port Stephen. Kami sempat beristirahat disebuah tempat peristirahatan, tempatnya bersih dan rapi dan didominasi bahan kayu. Di pelataran parkir nampak truk2 raksasa persis seperti yang digunakan BJ and The Bear, film seri TV tahun 80’an tentang supir truk raksasa dengan sahabat baiknya seekor simpanse. Ada sebuah restoran disana dengan menu fastfood, dibagian beranda diletakkan kursi2 santai untuk menikmati menu dan minuman ala kadarnya dengan pemandangan ke pelataran parkir saat hujan sedikit gerimis. Tempat istirahat ini diapit dua buah jalan dengan arah berlawanan yang menghubungkan dua tempat yang sama.

Sesampainya di Sand Dunes, kami keluar dan melihat lihat pemandangan, hemm disini ternyata lebih sepi lagi. Dari lokasi bis berhenti kami berjalan cukup jauh menuju samudera pasir. Disini kita bisa main surfing pasir, lalu ngebut gila2an dengan truk 4WD. Lokasinya rada2 mirip Bromo, namun sudah diset sebagai daerah kunjungan wisata, hemm kreatif juga orang2 di Australia. 




Setelahnya kami menaiki speed boat untuk melihat dolphin alias lumba2, angin bertiup sangat kencang, dan nyaris tidak ada dolphin yang terlihat, maklum di alam bebas tak semuanya dapat berjalan sesuai rencana. Setelahnya kami kembali ke Sydney istirahat sebentar di Hotel dan langsung menuju Nine Dragon Restaurant, salah satu restoran Chinesse Food terbaik di Sydney. Makan masakan pembuka seperti asparagus panas2 sementara diluaran hujan sangat asyik. Tentu saja setelah-nya saya memilih yang bernuansa sea food untuk lebih bisa memastikan kehalalan-nya.





Pulang-nya hujan masih tidak berhenti, saya dan istri berjalan berduaan, menyusuri malam sambil lari2 kecil dan kembali berjalan ketika melewati kanopi2 toko. Berjalan kaki secara langsung memberikan nuansa yang berbeda dibanding sekedar sight seeing dari Bis. Suasana Inggris sangat terasa di negeri ini, dan sangat berbeda rasanya melihat perlakuan istimewa bagi pejalan kaki. Banyak yang mengatakan peradaban lalu lintas di suatu negara akan terlihat dari bagaimana mereka memperlakukan pejalan kaki, kaum cacat dan pesepeda. Saya jadi ingat video yang sempat trend di tv mengenai seorang pejalan kaki wanita dengan payung-nya memaksa pengendara motor turun dari trotoar ke jalan di kawasan Semanggi.  Juga mengingatkan pengalaman saya menyeberang jalan yang lebih sulit mengharapkan belas kasihan pemotor di banding mobil.


Saat perjalanan, tour leader menunjuk jalan2 di Australia yang sangat mulus dan berkontur cembung, katanya di Australia jumlah pengawas pembuatan jalan nyaris seimbang dengan pelaksana, itu sebabnya kualitas jalan di Australia sangat baik. Hemm jadi ingat di negara sendiri dimana tahun ini selesai dibuat, tahun depan sudah rusak lagi, namun yang disalahkan biasanya pelanggaran aturan berat kendaraan di jalan tersebut, padahal banyak dugaan bahwa pungutan liar, pengerjaan dibawah spesifikasi dan kontrol yang lemah lah yang jadi penyebab utama.

Link selanjutnya di http://hipohan.blogspot.co.id/2013/01/inspirasi-dari-sydney-5-featherdale.html

No comments: