Monday, August 12, 2013

Inspirasi dari Jawa Timur #1 of 14 Bandung – Surabaya


Berbeda dengan lebaran2 tahun2 sebelum-nya ini merupakan lebaran kedua dimana saya dan keluarga memutuskan untuk “mudik” ke lokasi di luar Bandung dalam hal ini Jawa Timur.  Lebaran pertama dimana kami juga “mudik” adalah tahun 1997 saat ke Pontianak. Kenapa kami memutuskan “mudik” ke Batu Jawa Timur ? karena abang ipar yang asal Wonosobo sangat ingin bersama sama merayakan hari besar ini, sehubungan dengan selama ini karena beliau bekerja di hotel, sangat sulit bagi-nya untuk bisa join bersama-sama kami. Begitulah yang bekerja di sektor wisata, setiap week end atau libur nasional dimana orang banyak merayakan kebersamaan, abang ipar justru sebalik-nya.

Namun karena sayang rasanya ke Batu saja, maka kami memutuskan untuk juga ke Surabaya satu malam saat pergi dan lalu Bromo satu malam saat pulang. Maka kami susun lah itinerary untuk kepergian kali ini. Ternyata setelah ke toko buku dan mencari informasi wisata di Surabaya , sangat sulit mencari lokasi wisata yang oke di Surabaya dan sekitar-nya. Juga tidak banyak buku yang bagus mengenai Surabaya. Kebanyakan wisata di Surabaya hanya seputar Hotel Majapahit (tempat bersejarah peristiwa perobekan bendera Belanda), Tugu Pahlawan, Jembatan Merah, Museum Kapal Selam,dll. Meski bersejarah harus diakui secara wisata lokasi2 ini kurang menarik. Untuk mengunjungi lokasi seperti Taman Safari atau Ciputra World Surabaya, rasanya lokasi seperti ini sudah tersedia di seputaran Jakarta dan Bandung, jadi sudah kurang menarik bagi kami. 

Maka kami memutuskan untuk wisata religi ke Masjid Sunan Ampel, Masjid  Cheng Ho, Monumen Jalasveva Jayamahe dan Jembatan Suramadu. Untuk wisata kuliner tadinya kami memilih Lontong Balap di Jln DR. Moestopo, Bebek Kayu Tangan di belakang Novotel dan Es Krim Zangrandi Jln Yos Sudarso.

Untuk perjalanan kali ini kami sudah jauh2 hari memesan tiket Lion Air, dengan harga Rp. 550.000 per orang, dikali lima orang karena Ibu saya yang sudah berumur 77 tahun ikut serta, sedangkan keluarga besar sudah pergi duluan dengan menggunakan KA Malabar dengan harga Rp. 310.000 per orang.  Kami berangkat dari Bandung Senin 5/8/2013 jam 06:10. Tak terasa kami sampai di Surabaya jam 07:25 dan langsung disambut driver pengganti bernama Mas Munir dengan kertas A4 bertuliskan “POHAN”. Senang juga melihat Bandara Juanda saat ini sudah jauh lebih resik, serta menggunakan garbarata untuk langsung menuju tempat pengambilan bagasi.

Kami menyewa mobil All New Avanza G selama 2 hari termasuk untuk mengantar kami nanti-nya ke Batu dengan biaya Rp. 550.000 per hari, dan biaya driver Rp. 300.000 per hari namun diluar biaya lain seperti tol, parkir, dan bahan bakar. Biaya2 ini adalah tarif khusus lebaran , pada hari biasa mobil seperti ini cukup disewa dengan Rp. 350.00 per hari. Namun Mas Munir ternyata bukan supir sebenar-nya, dan sepertinya dia sama tidak tahu-nya dengan kami mengenai jalan2 di Surabaya dan sekitar-nya, dan selalu mengatakan “Jauhhh pak atau macet bu” untuk setiap lokasi yang kami rencana-kan.  Dan mengandalkan aplikasi maps di hp-nya berukuran kecil, namun hikmah-nya si sulung jadi piawai sebagai navigator Mas Munir sepanjang jalan, dan menjadi “gape” dalam menggunakan aplikasi tsb.



Untuk hotel, kami memesan hotel Walan (Sekitar 3 km dari Bandara) yang menggunakan system syariah (profile-nya kami baca di tabloid Al Hikmah) dengan biaya Rp. 750.000 per malam melalui travel. Namun  ternyata kalau kontak langsung bisa dengan Rp. 504.000 per malam, namun sayang-nya baru kami ketahui belakangan. Hotelnya terletak di jalan Sedati Agung No 1, Betro, Sidoarjo, kurang lebih sekitar 3 km dari Bandara. Meski kamar-nya lumayan serta terdiri dari dua kamar dilengkapi  dapur dan ruang keluarga, namun bagian dalam lemari-nya agak berbau apak dan berjamur, sepertinya Hotel Walan masih harus meningkatkan kualitas-nya. Disamping itu kami juga harus bertempur dengan dua kecoak, meski satu kabur namun yang satu-nya berhasil digebuk istri, padahal bangunan hotel ini terbilang baru. Hotel ini kami pilih dengan alasan memfasilitasi kebutuhan berbuka puasa dan sahur.

Selanjutnya di http://hipohan.blogspot.co.id/2013/08/inspirasi-dari-jawa-timur-2-masjid.html

No comments: