Thursday, October 01, 2015

Kenangan Soal Mobil Part #5 dari 10 : Mitsubishi


Mitsubishi Kuda Super Exceed 2000

Saat ingin membeli Daihatsu Taruna, saya dan istri penasaran dengan sebuah Mitsubishi yang baru berusia dua tahun, berwarna ungu dengan over fender silver. Saat masuk setelah test drive dengan Taruna, dan dibandingkan, saya lebih kagum lagi dengan interior Kuda yang jauh lebih mewah, fitur yang lebih lengkap, sound system yang jernih dan sangat kedap.  Maklum ini merupakan varian tertinggi dari keluarga Mitsubishi Kuda generasi satu. Kira2 setara dengan Kijang Krista, melihat harganya yang beda tipis, saya memutuskan untuk langsung memboyong Si Kuda kerumah.




Selama tiga tahun Si Kuda menjadi mobil andalan yang menyenangkan bagi saya  sekeluarga. Namun di masa itu saya lebih suka menggunakan Kereta Api, jadi dua tahun pertama istri yang lebih banyak pakai. Di tahun ketiga gantian istri menggunakan Toyota Avanza dan saya yang memakai Si Kuda. Dengan mobil ini saya pernah nyaris tewas di tabrak truk, untung di detik2 terakhir saya masih sempat banting setir ke kiri, dan hanya bagian  belakang kanan serta lampu rem yang mengalami kerusakan bahkan sampai copot dan tergantung.  Setelah diperbaiki di bengkel langganan Si Kuda kembali mulus.

Harus diakui, ini merupakan salah satu mobil kesayangan, dan tak aneh ketika akhirnya dijual  Si Bungsu menangis sedih. Beberapa bulan setelahnya, sempat saya  bertemu kembali di jalan dan Si Bungsu kembali berkaca-kaca melihatnya.

Sempat akan saya jual pada seorang teman yang tinggal di Bogor, lalu saya pinjamkan untuk dibawa semalam ke Bogor, sayangnya istri teman salah set terhadap instrumen AC, sehingga disetel dengan mode sirkulasi udara luar saat hujan lebat, dengan cepat air membanjiri belakang dashboard dan tergenang di sepertiga bagian depan lantai mobil. Keesokan harinya ybs mengembalikan mobil dengan air yang masih menetes2 dari dashboard dan urung membelinya.

Mitsubishi Kuda Grandia 2003

Puas dengan Si Kuda, kembali saya membeli Kuda generasi dua, kali ini tetap varian tertinggi alias Kuda Grandia. Mobil ini saya dapatkan dari penjual di bilangan Cimahi, kondisinya benar-benar mulus meski sudah berusia dua tahun, dan nyaris seperti baru. Setelah tiga tahun berbarengan dengan pembelian SX4 Sedan, Si Kuda kedua ini akhirnya saya lepas di Mobil 88.



Seorang teman kantor yang suka meledek Kuda dengan julukan satu-satunya mobil yang memiliki fasilitas tempat wudhu alias washtafel di dashboardnya, malah akhirnya ikut membeli juga setelah test drive keliling halaman kantor customer perusahaan kami, di DirJen Bea dan Cukai saat itu.  



Mitsubishi Pajero Sport Exceed 2012

Akhir tahun 2012, saya tertarik dengan Pajero, setelah melepas Daihatsu Terios, akhirnya istri setuju dengan syarat, istri yang memilih warnanya. Demi memiliki Pajero saya mengalah memilih warna merah, dan nyaris empat tahun, lagi-lagi ini salah satu mobil terbaik yang pernah saya miliki. Memakai Pajero, karena posturnya yang bongsor dan tinggi sangat membuat kita percaya diri di jalanan. Jarak pandang relatif bebas, dan sangat menyenangkan mendengar turbonya aktif mendesing, meski yang saya beli adalah Exceed dan tidak menggunakan VGT, tetap saja desingan kipasnya sedap terdengar.

Pajero juga terkenal hemat, meski 2500 cc, dalam kondisi normal dengan gaya eco drive, mobil ini bisa menempuh 1 liter untuk 15 km. Bagi pemakai diesel pertama kali pasti merasa mobil ini terkesan tidak responsif, memang perlu waktu untuk mengaktifkan turbo, saat kita membutuhkan respon cepat. Namun soal torsi,  seperti saat mendaki di Cangar sekitar Pujon, mesin ini bolehlah, dan jangan lupa untuk daerah pertambangan dengan kondisi jalan off road, ini adalah satu pilihan terbaik. 

Si Bungsu merasa ini adalah mobil yang menjawab kerinduan dia pada Si Kuda yang dulu sempat sangat dia sukai. Posisi duduk di baris kedua dan pertama relatif enak, meski baris ketiga masih terasa sempit. 





Dengan Pajero inilah saya dan keluarga adik mengelilingi Jawa dari Bandung menuju Batu, pergi lewat pantai utara dan kembali melewati pantai selatan nyaris dengan tanpa hambatan. Melewati berbagai situasi jalan, mendaki terjal seperti di Pujon atau jalanan yang hancur seperti sekitar Majenang juga jalanan super macet saat masuk ke Semarang. Lalu lanjut dengan petualangan berikutnya mengunjungi Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Sumatera Barat dan Bengkulu. 






Silahkan lanjut ke artikel berikutnya http://hipohan.blogspot.co.id/2015/10/kenangan-soal-mobil-part-6-dari-8.html

No comments: