Thursday, October 01, 2015

Kenangan Soal Mobil Part #7 dari 10 : KIA


KIA Picanto Cosmo 2011

Mobil ini merupakan mobil Korea pertama saya, setelah sebelumnya selalu under estimate pada produk Korea, akhirnya saya memutuskan menjual Suzuki APV. Meski modelnya nyaris tidak berubah selama beberapa tahun, namun Picanto benar-benar memikat saya, harganya murah, mesinnya responsif, dan interiornya lega. Pada awalnya setelah sempat tidak jadi beli, saya sering melihat Picanto Cosmo berwarna putih plat D di seputaran parkiran Wisma Metropolitan. Dari situlah muncul ketertarikan dan akhirnya berujung pada pembelian.




Sayang cuma setahun dipakai, akhir 2011 Si Sulung mengalami kecelakaan dengan mobil ini, dan lalu setelah perbaikan yang menghabiskan puluhan juta, terpaksa si putih saya  jual. Sebenarnya perbaikannya sangat rapi, mulai dari radiator, kaca depan, kap, grill, lampu semua diganti baru, namun secara psikologis tidak lagi nyaman bagi saya menggunakan mobil ini. Biaya perbaikan, penggantian parts menghabiskan biaya sekitar 30 juta.





Seorang teman yang sempat ikut dengan saya menggunakan mobil ini ke Anyer, akhirmya juga membeli KIA tipe yang sama, karena merasa nyaman. 

KIA All New Sportage 2011

Setelah nyaman dengan Picanto Cosmo, pada tahun yang sama, saya dan istri jalan-jalan ke PVJ, dan langsung test drive KIA Sportage,  yang memang telah saya lihat videonya beberapa kali di Youtube. Ini benar-benar mobil yang desainnya luar biasa, dan langsung membuat jatuh cinta pada pandangan pertama.




Interiornya pun tidak kalah luar biasa, jelas Peter Schreyer dan team telah memberikan yang terbaik saat mendesain mobil ini. Meski tidak persis dengan KIA Kue, model prototipenya, namun tetap saja desainnya memikat hingga kini, dan merupakan revolusi dari Gen #1 dan Gen #2. Sampai kini memandang garis-garis desain mobil ini tetap memberikan kenikmatan. Tahun 2011 hanya mobil dengan kelas2 khusus yang memiliki DRL, namun Sportage telah menjadi pionir di kelasnya.




Mesinnya sangat responsif dan bertenaga, sayang ornamen indah di kursinya tidak tahan lama, sehingga saya terpaksa membungkus-nya dengan kulit sintetis, agar tetap terlihat indah. Saat awal saya sempat tertarik dengan warna oranye, sayang di saat-saat akhir saya mengubahnya menjadi Titanium Silver.

Strukturnya lumayan kekar, saya pernah diseruduk Toyota Kijang di jalan tol, namun meski Kijang mengalami bemper copot, Sportage nyaris tidak mengalami cacat apapun, kecuali dua garis kecil sepanjang sekitar 1 cm.

KIA All New Picanto 2012

Sebagai pengganti Picanto Cosmo, saya memutuskan untuk mengambil program COP dari kantor (car ownership program) , yang memang diberikan untuk level khusus di Metrodata Group. Sudah “kadung” jatuh cinta dengan Picanto, maka saya memilih All New Picanto, dan lagi-lagi surprise dengan desain Peter Schreyer.  




Pertama kali melihat ANP di Auto Bild saat sedang ujicoba di Turki sudah bikin tidak sabar untuk bisa memboyongnya ke rumah. Ketika akhirnya Si All New Picanto tiba, masih tetap kagum dengan garis desain Peter Schreyer, benar-benar strategi yang pas bagi KIA membajak ahli sekelas beliau.




Sampai dengan artikel ini ditulis, tak terasa sudah 5 tahun Si All New Picanto mendampingi saya dan keluarga , menempuh jarak sejauh 100.000 km, dan tetap saja asik dikendarai. Tambahan terhadap artikel ini, akhirnya Januari 2018, Picanto saya lepas. 

KIA All New Rio 2017


Tahun 2018 tepatnya pada akhir Januari saya membeli KIA Rio. Modelnya agak sedikit berbeda dengan Rio sebelumnya yang cenderung membulat. KIA Indonesia menerapkan strategi pemasaran yang unik untuk tampil berbeda dengan Toyota YAris, Suzuki Baleno Hatchback atau Honda Jazz yang menjadi pesaingnya. Apa strateginya ? yakni dengan menambahkan fitur sunroof yang menjadikan KIA Rio satu2nya mobil dikelasnya yang memiliki ini.  



Sayangnya KIA mengebiri ABS,EBD dan BA dari mobil ini. Suatu pilihan kontroversial sebenarnya, untung saja masih ada sepasang airbag. Hal positif lainnya adalah DRL yang berbentuk huruf U, seperti yang dimiliki VW Golf, terlihat unik dan tampil beda. 



Karena harga KIA saat ini bahkan sudah menyamai produk Jepang, tak seperti RIO generasi sebelumnya,  cukup sulit menemukan model ini di jalanan. Secara umum, bagi orang Indonesia pasti lebih memberikan rasa aman jika menebus Honda Jazz, yang secara spesifikasi mesin juga lebih unggul ketimbang KIA Rio. Hanya orang-orang tertentu saja sepertinya yang berminat pada mobil ini.  




Silahkan lanjut ke artikel berikutnya http://hipohan.blogspot.co.id/2017/04/kenangan-soal-mobil-part-8-dari-9-nissan.html

No comments: