Sunday, September 18, 2016

Riwayat Baginda Karapatan #16 dari 17 Anak ke #8 : Nurmina Pohan


Menikah dengan : Zulkifli Daulay

Putra dan Putri sbb :
  • Nunung Daulay
  • Hotma Daulay
  • Hanum Daulay
  • Ipa Daulay
  • Fahri Daulay
  • Milda Daulay
Tak banyak yang aku ingat mengenai Nurmina Pohan, selain kalau lama tak bertemu, beliau selalu memelukku dengan airmata luar biasa yang seakan tak habis-habis. Sayangnya dalam group keturunan Baginda Karapatan yang kami buat, sampai saat tulisan ini dibuat tak ada seorangpun keturunan beliau yang bergabung. Maka dengan sangat sedikit bahan, khususnya dari Rudi Ramon Pohan dan Erwin Siregar, maka ini lah sedikit informasi yang bisa ditulis.  

Nurmina Pohan


Bakat Seni Yang Menonjol

Diantara para putri Baginda Karapatan, Nurmina Pohan lah yang mahir berbahasa Inggris, hal ini karena dulu pernah bersekolah di Yogyakarta dan tinggal bersama abangnya alias Oloan Pohan. Beliau memang multitalenta,  selain berparas manis, juga pandai bernyanyi dengan suara merdu. Selain bakat diatas, beliau juga suka menari, dan gemar menulis. Bahkan Nurmina Pohan sempat menulis naskah novel percintaan.

Sayangnya Zulkifli Daulay suaminya, tidak begitu mendukung kelebihan-kelebihan yang dimiliki istrinya. Zulkifli Daulay yang agak posesif justru membakar naskah novel yang sedang diselesaikan oleh istrinya. Nampaknya beliau malah cemburu berat dengan tokoh pemuda di dalam naskah novel karya Nurmina Pohan.

Kawin Lari

Mirip dengan kisah Mayurida Pohan, Zulkifli Daulay pun awalnya merupakan anak kost dekat rumah Baginda Karapatan saat melanjutkan sekolah di SMA. Suatu hari,  matanya dan hatinya terpana dengan sosok Nurmina Pohan. Dengan segala cara dia berusaha untuk merayu dan mendekati Nurmina Pohan dan berhasil.

Lalu dengan hanya bermodalkan cinta,  Zulkifli Daulay memberanikan diri mendatangi Baginda Karapatan dan menyampaikan maksud hatinya untuk melamar. Namun Baginda Karapatan yang memang memiliki syarat-syarat berkualifikasi tinggi, langsung menolak menolak mentah-mentah lamaran tersebut. Tidak kehilangan akal, Zulkifi Daulay mengajak Nurmina Pohan kawin lari. 

Beratnya Kehidupan Rumah Tangga


Erwin Siregar yang memang sempat bertetangga dengan bibinya alias Nurmina Pohan melihat selama berumah tangga, beliau selalu berada dalam tekanan batin, dan semua bakat-bakat yang dimilikinya tdk didukung dan dihargai samasekali oleh suaminya. Hanya kasih sayang sama pada anak-anaknyalah yang membuatnya bertahan menghadapi situasi tersebut.

Patah Hati

Kadang Nurmina Pohan teringat salah satu teman dekatnya yang juga teman kuliah abangnya Oloan Pohan kala di Yogyakarta yang memang sempat menjalin hubungan cukup dekat. Belakangan Husin Siregar demikian nama pemuda tersebut menjadi dekan Fakultas Ekonomi Universitas Medan Area. 

Karena cintanya pada Nurmina Pohan tak sampai, Husin Siregar bahkan sempat patah hati, dan berbulan bulan nyaris tidak keluar kamar. Untung saja situasi ini tidak bertambah serius, karena pemuda tersebut bahkan sempat mengibarkan bendera setengah tiang di depan kamar kostnya. Setelah lama menyembuhkan luka hatinya akhirnya beliau berumah tangga menjelang usia lanjut.

Berpulangnya Nurmina Pohan

Sekitar thn 2012 Nurmina Pohan ini beserta kakaknya Nurdia Pohan mengadakan perjalanan jauh lintas  Sumatera. Salah satu tempat yang yang mereka kunjungi sesuai rekomendasi Rudi Ramon Pohan adalah ke Bengkulu ke tempat istri abang mereka almarhum Oloan Pohan berdiam.

Tiba di rumah Dahlia Matondang, Nurmina Pohan langsung takjub, rumah di tengah kota dengan tiga buah kolam ikan dan puluhan pohon kelapa di belakang rumah yang asri menambah sejuk suasana. Beliau langsung berkata;

"Di son ma au kak....na giot au mulak be...."  (Di sini lah aku kak...tak mau aku pulang lagi...)

Demikian katanya sambil menangis haru dan memeluk Dahlia Matondang sambil melepas rindu.

Ternyata  Dahlia Matondang dan Nurmina Pohan memang sangat dekat khususnya ketika sama-sama di Yogyakarta, jadi tidak aneh kalau Nurmina Pohan merasa rumah dan seluruh penghuninya layaknya rumah beliau sendiri.

"Di son ma au kak....na giot au mulak be...." diulanginya lagi kata-kata itu sambil menikmati pemandangan kolam ikan belakang rumah. Besoknya Nurmina Pohan minta diambilkan kelapa muda, lalu makan dan minum air kelapa sebanyak-banyaknya, lalu lanjut idur di bangku panjang belakang rumah. Begitu bangun maka beliau seakan belum puas melanjutkan makan dan minum air kelapa muda lagi.

Keesokan harinya terdengar kabar Nurmina Pohan dilarikan ke RS HM Yunus Bengkulu Jalan Bhayangkara. Lalu beberapa hari kemudian beliau meninggal lalu dikuburkan di dekat rumah Dahlia Matondang di Bengkulu.

"Di son ma au kak......." (disini lah aku kak).
*Mengenai berpulangnya beliau sesuai cerita Rudi Ramon Pohan.
*Hobi beliau dan situasi rumah tangga sesuai cerita Erwin Siregar.

No comments: