Sunday, September 18, 2016

Riwayat Baginda Karapatan #9 dari 17 Anak ke #1 : Djaunar Pohan


Menikah dengan : Ismail Harahap (Alm)

Putra dan Putri sbb;
  • Marahalam Harahap (Alm)
  • Ros Harahap (Alm)
  • Sahdan Harahap (Alm)
  • Zekie Zulkarnaen Harahap
  • Teta Harahap
  • Titi Harahap
  • Tini Harahap
  • Andy Harahap
  • Mena Harahap
  • Deka Harahap (Abang)
  • Deki Harahap (Adek)
  • Novarida Harahap
Tak banyak yang dapat diceritakan mengenai sosok putri sulung Baginda Karapatan ini, namun untungnya Erwin Siregar berhasil mewawancarai Tini Harahap sehingga dapat terkumpul sedikit cerita.  Penulis sendiri sudah coba menginvestigasi Siti Hadjar Lubis, sebagai satu diantara dua generasi beliau yang masih tersisa, namun Siti Hadjar Lubis mengatakan jarak usia mereka pun terpaut cukup jauh. Baiklah mari kita nikmati saja data yang terkumpul sejauh ini.

Pernikahan Dini

Konon kabarnya Djaunar Pohan menikah di usia 14 tahun sementara suami beliau, yakni Ismail Harahap sekitar 15 tahun. Jadi lebih muda dibanding putra KH Arifin Ilham yang baru-baru ini mengegerkan dunia sosial media karena menikah di usia 17 tahun.  Pernikahan muda usia tersebut dianggap wajar, karena dimasa itu sekolah sangat jarang. Karena situasi itulah,  boleh dikatakan berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain Djaunar Pohan mungkin satu-satunya yang tidak bersekolah.

Djaunar Pohan Saat Tua 

Perkenalan Djaunar Pohan dan Ismail Harahap

Dimasa itu, Ismail Harahap meski kedua orang tuanya merupakan orang terkaya dan terpandang di dearah Nagasaribu, Padang Bolak ternyata memilih untuk hidup berkesenian dengan menjadi anggota group teater yang dikenal dengan istilah tonil. Karena mengembara dari satu tempat ke tempat lain, maka wajarlah kiranya dimasa itu wanita jarang yang menjadi anggota group ini. Untuk memerankan wanita biasanya dipilih pemuda yang berbadan ramping, tinggi, putih, berhidung mancung serta berparas rupawan, sehingga tetap dapat memerankan peran wanita secara baik. Dan Ismail Harahap sehari-harinya diposisikan untuk memerankan sosok wanita. 

Djaunar Pohan
Saat Usia Setengah Baya
Karena memiliki banyak tanah dan hewan ternak juga terpandang, keluarga Ismail Harahap dianggap memiliki trah darah biru, walau sebenarnya adat istiadat Batak, untuk menjadi Raja cukup mudah, alias setiap membuka lahan maka otomatis dapat menyandang gelar Raja.

Karena ayah Ismail Harahap merupakan mitra bisnis dengan Baginda Karapatan, maka mereka berdua yang cukup dekat secara bisnis tertarik menjodohkan kedua putra dan putri mereka secara paksa. Dan dilaksanakanlah pesat tiga hari tiga malam dengan memotong tiga ekor kerbau.

Konflik Dengan Baginda Karapatan

Sosok Baginda Karapatan yang sangat maskulin merasa tidak nyaman dengan menantunya yang sering berperan sebagai wanita dalam setiap pertunjukan tonil. Dan karena Ismail Harahap masih terus menjalankan profesinya itu, maka Baginda Karapatan bahkan sempat memerintahkan Djaunar Pohan agar bercerai saja dengan suaminya.

Kebencian Baginda Karapatan mencapai puncaknya ketika cucu ke empatnya Zekkie Zulkarnaen lahir dan ternyata lebih mirip bayi Bule di banding bayi Batak, alias sangat berbeda dengan Djaunar Pohan yang kebetulan berkulit agak gelap dan berhidung pesek sebagaimana umumnya suku Batak. Sangat sulit meyakinkan Baginda Karapatan bahwa itu adalah benar cucunya sendiri. Namun lambat laun Djaunar Pohan berhasil meyakinkan ayahnya bahwa Zekkie adlah benar putra kandungnya, apalagi ternyata bukan hanya Zekkie yang memiliki ciri-ciri unik tersebut, melainkan beberapa adiknya juga. 

Meninggalkan Kehidupan Teater

Tak tahan terus menerus diserang mertuanya, maka Ismail Harahap melamar kerja di KPN alias Kantor Perbendaharaan Negara dan tetap disana sampai dengan masa pensiun.

Keluarga Bertampang Artis

Sebagian dari putra putri Djaunar Pohan lebih terlihat sebagai artis, berkulit putih, rambut agak kepirangan seperti suaminya Ismail Harahap, namun sebagian lain mengikuti paras Djaunar Pohan. Jika saat mudik ke kampung tiba, para penduduk kampung seperti Sialaman terheran heran melihat sekumpulan artis ibukota tiba, dan kadang pakaian mereka menjadi rebutan saat berpamitan pulang meski hanya mendapatkan piyama. Padahal yang membuat mereka terlihat berbeda bukan pakaiannya.

Berpulangnya Djaunar Pohan

Setelah menderita diare selama seminggu dan sempat bertanya apakah sudah adzan untuk menunaikan shalat Jumat (mungkin karena beliau ingin melaksanakan shalat lohor untuk terakhir kalinya), beliau yang memang rajin berpuasa akhirnya berpulang.  

Selama sakit tersebut, putranya Zekkie Zulkarnaen lah yang memandikan, merawat, menggunting kuku dan termasuk soal kebersihan saat harus berurusan dengan buang hajat. Bagi Zekkie ibunya adalah segala-galanya dan beliaulah yang mengurus dan membesarkan mereka dua belas bersaudara.


Beliau akhirnya dimakamkan di dekat rumah Zekkie dan bersamaan dengan itu kuburan Ismail Harahap yang tadinya berlokasi di Pemakaman Panti ikut dipindahkan dalam satu lokasi dengan makam Djaunar Pohan.

Cerita Lain : Layaknya The Beauty and The Beast

Salah satu yang menarik dari pasangan Djaunar Pohan dan Ismail Harahap adalah penampilan mereka yang kontras, namun dengan cinta yang melekat erat. Siti Hadjar Lubis mengatakan bahwa sesuai cerita Mayurida Pohan, bahwa kakaknya Djaunar Pohan sangat memuja suaminya, bahkan beberapa kali saat Ismail Harahap pindah tugas, Djaunar Pohan memilih mengikuti suaminya ke tempat tugas baru sementara anak-anak tetap menempati rumah lama dengan ditemani kerabat.

Sebaliknya Ismail Harahap ketika digoda adik iparnya Mayurida Pohan dengan pertanyaan kenapa memilih kakak mereka yang penampilannya begitu kontras,  beliau menjawab “Duh dik, masakan kakakmu itulah masakan yang paling enak kurasa, kemanapun aku pergi, masakannya itulah yang selalu teringat, itu juga yang membuat aku susah melupakannya dan mencintainya seumur hidupku.  Rudi Ramon Pohan pernah mengatakan bahwa salah satu yang paling enak sekaligus nadalan Djaunar Pohan, adalah masakan Gule Bebek beliau.

Lanjut ke Anak Ke #2 http://hipohan.blogspot.co.id/2016/09/riwayat-baginda-karapatan-10-dari-17.html

*Sesuai cerita Tini Harahap kepada Erwin Siregar
*Beberapa tambahan kecil dari Rudi Ramon Pohan dan Siti Hadjar Lubis

No comments: